Connect with us

KABAR INSPIRATIF

Antara Ibnu Sina, Hippokrates dan Bapak Kedokteran sebagai Gelarnya

Published

on


Antara Ibnu Sina, Hippokrates dan Bapak Kedokteran sebagai Gelarnya
Oleh: Finka Fahryah
Pendahuluan
Kontribusi ilmuwan muslim dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan kerapkali diragukan keberadaannya. Jika terdapat pembahasan perihal tokoh dalam perkembangan di suatu bidang ilmu pengetahuan, maka seringkali nama-nama yang muncul adalah tokoh dari Barat atau seorang ilmuwan yang berada dalam kalangan nonmuslim. Hal demikian secara perlahan dapat membuat peran para ilmuwan muslim yang berkontribusi akan sirna dan tak akan dikenali bahkan oleh kalangan muslim itu sendiri.
Kemajuan ilmu pengetahuan saat ini⸺apapun bidangnya⸺pastilah terdapat peranan ilmuwan muslim yang berkontribusi dalam perkembangannya. Seperti halnya dalam kemajuan dunia kedokteran yang sangat berpengaruh saat ini, tidak lepas dari pengaruh dan kontribusi para ilmuwan muslim pada masa perkembangan saat itu. Walau bagaimanapun juga, tidak dapat dipungkiri bahwasanya kemajuan ilmu kedokteran tidak hanya dipelopori oleh satu tokoh semata. Pastilah terdapat beberapa nama yang dianggap menjadi sosok pencetus awal baik dari kalangan muslim maupun nonmuslim.
Dalam dunia kedokteran, seringkali terdengar nama dari dua tokoh berbeda generasi yakni Hippokrates dan Ibnu Sina. Masing-masing mempunyai peranan penting dalam perkembangan dunia kedokteran pada masanya. Meskipun beberapa sejarawan dalam bidang ini lebih condong dalam pemberian julukan ‘Bapak Kedokteran’ kepada sosok Hippokrates, akan tetapi jika kita telaah kembali maka Ibnu Sina pun sangat-sangat layak untuk menyandang gelar tersebut karena alasan-alasan berikut :
  1. Pasca-Hippokrates ilmu kedokteran tidak banyak berkembang, sedangkan pemikiran Ibnu Sina terutama di bidang kedokteran banyak mengilhami karya-karya pemikir di Barat dan membanjiri literatur modern.
  2.  Di usianya yang ke-17, Ibnu Sina sukses menyembuhkan Nuh bin Mansur, seorang raja di Bukhara.
  3. Buku karangannya, Al-Qanun fi Al-Tibb, menjadi ensiklopedi terlengkap dan terbesar di bidang kedokteran.
  4. Dirinya menemukan beberapa penyakit beserta pencegahan dan penyembuhannya untuk pertama kali dalam sejarah kedokteran.

Sosok Ibnu Sina pasca-Hippokrates
Sekilas tentang Hippokrates, ia merupakan tokoh Yunani berpengaruh yang hidup antara tahun 460-377 SM. Seorang ahli filsafat dan dokter yang merintis reformasi dalam konsep penyembuhan penyakit. Ia kemudian dinamakan ‘Bapak ilmu kedokteran’ karena dianggap sebagai peletak batu pertama pemikiran tentang pengembangan ilmu kedokteran sebagai sains.
Namun, pasca-Hippokrates ilmu kedokteran tidak banyak berkembang. Malahan, pemikiran dan tulisan-tulisannya (termasuk sumpah Hippokrates) sempat ‘hilang’ dan terlupakan selama berabad-abad. Tulisan-tulisan itu diselamatkan oleh dokter muslim⸺Ibnu Sina⸺dengan memuatnya dalam ensiklopedi karangannya dalam bahasa arab. Baru setelah karya Ibnu Sina diterjemahkan oleh Geraldus ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12, Sumpah Hippokrates kembali dikenal dan ditradisikan dalam praktik kedokteran Barat. (Samsi Jacobalis, 2005:42)
Kembali tentang Ibnu Sina, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang jenius. Pemikirannya, terutama di bidang filsafat dan kedokteran, mengilhami karya-karya pemikir di Barat dan membanjiri literatul modern. Di kalangan Barat, dia lebih dikenal dengan nama Avicenna.
Abū ‘Alī al-Hussain bin ‘Abdullāh bin Sīnā (lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Sina) lahir di Afshana, dekat kota Bukhara, Uzbekistan pada tahun 981 M. Di usia ke-10, Ibnu Sina sudah menguasai Alquran dan ilmu-ilmu pengetahuan dasar lainnya. Dan juga pada masa mudanya, dia telah memperlihatkan bakat yang luar biasa dalam bidang kedokteran, yang membuatnya cukup kondang di kampungnya sebagai tabib muda.
Di usianya yang ke-17, Ibnu Sina sukses menyembuhkan Nuh bin Mansur⸺seorang raja di Bukhara⸺yang pada saat itu tak satupun tabib istana dapat menyembuhkannya. Sebagai imbalan, ia diberi hak istimewa untuk menggunakan perpustakaan kerajaan dan ‘melahap’ sebagian besar isinya.
Al-Qanun fi Al-Tibb, Kitab Suci Dunia Kedokteran
Ibnu Sina memulai perjalanannya di Jurjan setelah kematian ayahnya, dan bertemu dengan sebayanya yang sangat dikenal di masa itu, yakni Abu Raihan Al-Biruni. Lalu dia pindah ke negeri Rayy dan menuju Hamadan, negeri di mana dirinya menulis buku fenomenalnya; Al-Qanun fi Al-Tibb. Di kota ini, ia menyembuhkan Raja Hamadan, Syams Al-Daulah, dari penyakit kronis. Dari Hamadan kemudian dia pindah ke Isfahan (sekarang Iran), yang menjadi tempat untuk menyelesaikan risalah-risalah monumentalnya. (Henry S, 2003:114)
Kitab Al-Qanun fi Al-Tibb atau the Cannon of Medicine karangan Ibnu Sina telah menjadi ensiklopedi terlengkap dan terbesar di bidang kedokteran, yang memuat jutaan istilah. Di dalamnya termuat risalah pengobatan perpaduan dari sumber-sumber pengobatan kuno dan tabib muslim. Ibnu Sina tidak sekedar memadukan, tapi dia juga memberi semacam kontribusi orisinal. Selain berisi pengobatan-pengobatan dengan cara umum, kitab ini juga memuat 760 nama obat-obatan dan penyakit-penyakit yang mempengaruhi seluruh tubuh dari kepala sampai kaki⸺terutama bidang farmakope dan patologi.
Kitab Qanun sangat dikenal juga sebagai kitab kedokteran paling otentik di dunia. Karena sangat banyak memuat penemuan-penemuan Ibnu Sina di bidang anatomi, yang masih dipakai hingga kini. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Qanun diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam.
 “Diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard pada abad ke-12,” tulis Phillip K. Hitti, “Canon dengan isinya yang ensiklopedis, susunannya yang sistematis, dan perencanaannya yang filosofis, segera menempati posisi terkemuka literatur kedokteran pada masanya, menggantikan karya-karya Galen, al-Razi dan al-Majusi, dan menjadi buku teks pendidikan kedokteran di sekolah-sekolah Eropa.” (Jamil Ahmad, 1994:143)
Tahun 1930, Cameron Gruner, secara berjilid menerjemahkan ke dalam bahasa inggris, yang diberi judul A Treatise on the Canons of Medicine of Avicenna. Dari abad ke-12 sampai ke-17, kitab Qanun telah menjadi ‘guru pembimbing’ bagi ilmu kedokteran di Barat. Dr. William Osler, penulis buku The Evolution of Modern Science, menulis, “Qanun telah mewariskan sesuatu, dan menjadi seperti kitab suci dunia kedokteran dalam jangka waktu sangat lama, melebihi karya apa pun di dunia ini.” (Henry S, 2003:116)
Identifikasi dan penemuan medis Ibnu Sina dapat diringkas sebagai berikut: Tidak seperti Aristoteles dan Galinos, dia berpendapat bahwa darah adalah nutrisi yang bersifat cair. Dia menerangkan  kamar jantung dan sistem katupnya serta sirkulasi besar dan kecil. Memberi definisi luas tentang infeksi dan memberi informasi tentang kuman dan penyakit infeksi, pentingnya penyaringan air berikut metodenya, menemukan metode diagnostik yang sama dengan radang paru-paru. Dia juga mendapati bahwa tuberculosis berbahaya dan menggunakan serbat mawar untuk mengobatinya. Mendeteksi dini penyakit meningitis. Menemukan cacing tambang untuk pertama kalinya dalam sejarah kedokteran. Dia mendiagnosis kanker dan mengusulkan operasi jaringan yang terinfeksi sebagai perawatannya. Menemukan bahwa maag perut terjadi dengan dua penyebab; pesikologis dan organik. Dia menjadi dokter pertama yang menyebutkan bahwa air kencing penderita diabetes ada kadar gulanya, menguji urine untuk diagnosis dan menggunakan uap merkuri sebagai obatnya. Dia juga menyebutkan perbedaan antara lumpuh yang disebabkan karena penyakit dalam dengan lumpuh karena penyakit eksternal. Ibnu Sina menjelaskan tentang gigitan serangan dan jenis-jenis racunnnya. Mengusulkan kesehatan dan perawatan bayi. Membedakan jenis kolic yang disebakan karena kandung empedu, usus besar dan batu ginjal. Menggambarkan penyakit seperti campak dan cacar. Dan masih banyak lagi hasil-hasil dari penemuannya.
Ibnu Sina, Berdedikasi hingga Akhir Hayatnya
Pengaruh Ibnu Sina di Timur dan di Barat dianggap luar biasa. Ia tidak saja berhasil memadukan ilmu Yunani dan Timur, bahkan mengembangkan keduanya. Selain bidang kedokteran, Ibnu Sina juga merupakan seorang filsuf ternama. Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina memperoleh penghargaan yang tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad. Kehidupan Ibnu Sina didedikasikan untuk menulis, menciptakan karya-karya yang bermanfaat dan juga untuk memajukan urusan negara. Pada usia 56 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dunia dan dimakamkan di Hamazan. Atas jasa-jasanya, hingga detik ini dan sampai kapan pun sosoknya akan selalu dikenal dunia.
Kesimpulan
Demikian secercah kisah mengenai Ibnu Sina. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa peran dan kontribusi dari seorang ilmuwan muslim⸺Ibnu Sina atau Avicenna⸺dalam bidang kedokteran terbukti adanya. Jasa-jasanya terhadap dunia kedokteran tak patut diragukan lagi. Jasanya pada bidang kedokteran senantiasa diakui dunia.
 Lalu bagaimana dengan julukan ‘Bapak Kedokteran’ sebagai mana pernyataan sebelumnya di atas, yang mungkin bagi sebagian orang masih dipertanyakan untuk siapakah julukan tersebut. Merujuk berdasarkan pengertian di KBBI, julukan adalah nama yang diberikan sehubungan dengan keistimewaan atau sebagai sebuah gelar kehormatan. Antara Ibnu Sina dan Hippokrates sama-sama memiliki keistimewaan dalam bidang kedokteran, dan tentunya mereka pantas untuk menerima julukan yang diberikan.
Akan tetapi, menurut penulis, julukan tersebut lebih layak diberikan kepada Ibnu Sina. Bukan berarti Hippokrates tidak layak. Akan tetapi menurut hasil pengumpulan data (berupa studi pustaka) nama dan peranan Ibnu Sina lah yang lebih sering ditemukan dalam kajian perkembangan ilmu kedokteran, terutama penemuan yang ditulis dalam buku-buku karangannya.
Meskipun demikian, akan lebih tepat lagi jika gelar ‘bapak kedokteran’ itu ditambahkan kata ‘modern’ untuk disandangkan kepada ilmuwan muslim⸺Ibnu Sina atau Avicenna⸺ini. Sehingga julukan yang tepat ialah ‘Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran modern’. Dan sosok Hippokrates tetaplah menjadi sosok yang lebih dulu menemukan teori ilmu kedokteran dibandingkan dengan Ibnu Sina⸺karena dirinya hidup jauh lebih dulu dibandingkan dengan Ibnu Sina⸺walaupun masa kejayaanya tidak berangsur lama. Dengan adanya teori Hippokrates, Ibnu Sina dapat mempelajari dan mengembangkan ilmu kedokteran. Begitu juga dengan perkembangan dunia kedokteran saat ini dapat dikatakan semakin melesat jauh berkat jasa dan kontribusi dari seorang ilmuwan muslim yakni Ibnu Sina.


* Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester (UAS) matakuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan. Dosen Pengampu: Irfan Abu Bakar, M.Ag
Daftar Bacaan :
1.      Ahmad, Jamil. 1994. Seratus Muslim Terkemuka.Jakarta: Pustaka Firdaus.
2.      Jacobalis, Samsi. 2005. Perkembangan Ilmu Kedokteran, EtikaMedis dan Bioetika. Jakarta: Sagung Seto.
3.      Nurjamal. 2017. Tokoh Ilmuwan-Ilmuwan Muslim: Ibnu Sina, Penemu Dasar Ilmu Kedokteran dengan Segudang Karya. Diakses pada situs https://www.gomuslim.co.id
4.      Permata FM. 2016. Ibnu Sina, Raja Kedokteran Eropa Modern. Diakses pada situs http://permatafm.com
5.      Said, Hakim Mohammed. 1986. Ibn Sina as a Scientist. Pakistan: India Journal of History of science. Vol. 21, No. 3:261-269.

Continue Reading
2 Comments

2 Comments

  1. Unknown

    Januari 14, 2019 at 3:38 am

    Keren. Membuka kembali kisah ibnu Sina.

  2. Farah Maulida Amalia

    Januari 14, 2019 at 4:33 am

    Kerennn,membuka wawasan kembali

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL

Difabel Berprestasi, Raih Beasiswa KIP Kuliah

Published

on

Menjadi seorang yang memiliki kebutuhan khusus dan menjadi minoritas bukanlah hal yang biasa. Maulana Haikal contohnya, ia menjadi salah satu difabel yang memiliki semanggat dan keinginan tinggi untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dengan prestasi dan keahlian yang ia miliki mengantarkan Maulana Haikal ke gerbang Universitas untuk meraih gelar sarjana. Tak cukup sampai disini, Ia juga menjadi peraih beasiswa Kartu Indonesia Pinta (KIP) Kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mahasiswa jurusan Kesejahteraan sosial UIN Jakarta ini berhasil merebut perhatian Prof. Dr. Amany Lubis, M.A selaku Rektor UIN Jakarta pada acara Oreintasi Mahasiswa Berprestasi (ORMASI) KIP Kuliah di Auditorium Prof. Bachtiar effendy FISIP pada jumat 23/12/2022.

Alunan piano yang ia mainkan sangatlah merdu, bahkan sangatlah tidak mudah dimainkan oleh seorang yang memiliki kebutuhan khusus. Namun, Maulana Haikal dapat membuktikan bahwa keterbatasan tak memberikan batasan ia untuk berperstasi dan memiliki keahlian layaknya orang normal pada umumnya.

Maulana Haikal memainkan piano dengan nada “Happy Birtday” turut mengiringi kegembiraan dan ucapan selamat ulang tahun kepada Prof. Dr. Amany Lubis, M.A (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Amany Lubis juga berpesan kepada penerima Beasiswa KIP Kuliah, bahwa beasiswa bukan hanya sebatas pemberian. Namun, sebagai amanah yang harus dikembalikan dengan cara berkontribusi dalam kehidupan negara. Ia berharap para mahasiswa juga mampu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan mendapatkan prestasi yang membanggakan di manca Nasional maupun Internasional.

Continue Reading

Berita Terkini

Tips Menghindari Informasi Hoax Seputar Covid-19

Published

on

Cara menghindari informasi hoax covid 19

Saat ini, pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum usai, Dan Di tengah pandemi virus corona covid-19, makin banyak saja berita hoaks yang berseliweran di media sosial, seperti Facebook Twitter,instagram mupun media sosial lain. Dan Kabar hoaks ini tentunya menimbulkan banyak keresahan bagi para pembacanya.

Lantas, bagaimana cara membedakan informasi asli dengan kabar hoaks yang sering beredar di media sosial? Kali ini kami akan menyampaikan beberapa poin atau hal yang dapat dilakukan, agar kita terhindar dari informasi hoax.

1. Berhati-hati dengan Judul yang Provokatif

Membaca judul sebuah artikel merupakan cara yang sangat mudah untuk mengetahui kebenaran dari faktanya. Biasanya, berita hoaks menggunakan judul yang sangat provokatif dan bombastis untuk menarik emosi pembaca.

Saat judulnya provokatif, biasanya isi berita menggunakan format penulisan yang asal-asalan. Banyak berita hoaks yang semua hurufnya menggunakan kapital dan di-bold. jadi intinya jangan mudah terprofokasi dengan judul.

2. Perhatikan Situs Berita

Jika ada sebuah artikel, kita harus perhatikan sumber beritanya. Apakah itu dari media mainstream atau bukan. Bila bukan media yang kredibel, bisa saja itu menjadi kabar bohong atau hoax.

Biasanya, berita hoaks tentang virus corona yang bukan dari media kredibel menggunakan domain ber-akhiran blog (ex : Blogspot.com). Biasanya, media kredibel menggunakan domain yang ber-akhiran .com atau co.id. Namun, kita mesti cermat juga, karena ada juga yang mengatasnamakan media kredibel, meski domainnya menggunakan blog. Intinya kita jangan langsung percaya dengan satu blog saja, alangkah baiknya kita juga cek blog lain yang lebih kredibel dan terpercaya.

3. Konfirmasi Berita Ke covid19.go.id

Sebenarnya Pemerintah indonesia punya website resmi yang mengabarkan berita baru tentang virus corona, yakni di website covid19.go.id. Di akun ini juga ada kanal Hoax Buster yang terletak di bagian kanan atas.

Di kanal Haox Buster sendiri, ada banyak informasi yang salah beredar di masyarakat. Dan dari sini, kita bisa menelusuri berbagai kabar mengenai virus corona. Dan dari situ maka kita bisa tau, mana berita yang benar-benar fakta dan mana yang hoax.

4. Cek Keaslian Foto atau Gambar

Di grup WhatsApp, biasanya ada berbagai foto, baik itu benar atau sudah dimanipulasi. dan dari hal tersebut, maka kita , dapat mengecek keasliannya dengan menggunakan situs pencarian Google Image.

Caranya pun sangat mudah, kita tinggal memasukkan foto ke Google dengan memilih Gambar di kanan bagian atas. Setelah itu, klik gambar kamera di kolom pencarian dan upload fotonya.

Setelah itu Google bakal menampilkan hasil pencarian berupa foto yang sama dan situs mana saja yang telah memuat foto tersebut. Dan Cara seperti ini bisa membantu mengidentifikasi foto yang telah diedit atau disalahgunakan untuk berita yang salah.

5. Bergabung dengan Grup Anti-hoaks

Di media sosial , seperti Facebook atau media sosial lain sudah ada beberapa grup anti-hoaks, beberapa contoh di antaranya adalah Forum Anti Fitnah, Turn Back Hoax, hingga Mafindo atau (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia).  Di Grup-grup tersebut membahas banyak hoaks yang terjadi di Indonesia, tidak hanya virus corona, melainkan juga informasi yang lain.

6. Memeriksa Akurasi Fakta

Memeriksa akurasi fakta dapat dilakukan dengan mengetikkan judul berita tersebut di Google , ataupun menggunakan kata kuncinya sangatlah penting. Misalnya, Anda bisa mencari: “virus corona menular melalui udara”. Dan Saat daftar berita bertopik sama muncul, pilih situs yang kredibel. Dan dengan membaca dan membuka situs tersebut, maka kemungkinan informasi yang disampaikan adalah fakta, bukan hoax.

 

Kesimpulannya adalah kita dalam menerima sebuah informasi, hendaknya crosscek terlebih dahulu di sumber sumber yang benar kredibel, serta jangan langsung percaya dengan tagline judul, karena itu belum tentu valid dan benar, dan cara seperti ini bertujuan supaya kita mendapatkan informasi yang benar dan bermanfaat.

Continue Reading

KABAR INSPIRATIF

Agama VS Negara : Ibadah di masa pandemi

Published

on

Dimasa Pandemi seperti saat ini, dimana merupakan masa-masa yang sulit bagi setiap orang. Tidak hanya dalam hal aktifitas keseharian yang dibatasi, namun aktifitas ibadah juga tak luput dari pembatasan.

Pemerintah selaku pembuat kebijakan menerapkan peraturan bagi masyarakat untuk melakukan pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM), termasuk dalam kegiatan ibadah.

Lantas apakah aturan yang ditetapkan saat ini sudah sesuai dengan ajaran agama?

Ahmad Hifni, Selaku dosen UIN Syarif Hidayatullah mengatakan aturan PPKM yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah tepat, namun aturan didalamnya harus lebih disederhhanakan lagi, sehingga masyarakat lebih mudah untuk memahaminya.

Jika pemerintah melakukan lockdown secara menyeluruh, ini akan berimbas kepada masyarakat secara langsung, perekonomian dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat akan kesulitan. dalam kaidah ushul fiqh dijelaskan, “Dar’ul Mafasid muqaddamu ‘ala jalbil masholih”, dimana bahwasanya mencegah kerusakan lebih didahulukan ketimbang mengupayakan kemaslahatan.

Beliau menambahkan bahwasanya Ibadah bukan hanya sekedar melakukan ajaran-ajaran dalam agama secara dhahir, namun lebih dari itu, ibadah merupakan isi atau konteks dari perwujudan diri untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sependapat dengan Dosen Ahmad Hifni, Pendeta Virgo Tri Septo Anggoro mengatakan bahwasanya aturan PPKM seharusnya dibuat sederhana mungkin, agar masyarakat mudah dalam memahami dan melaksanakannya. Dan juga  meskipun kegiatan dalam beribadah dibatasi dalam pelaksanaannya secara bersama-sama, namun masih banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan media online. Sebagai contoh, di gerejanya memberikan kemudahan kepada para jamaahnya dengan menyediakan sarana dan prasarana agar mereka tetap bisa melakukan ibadah dari rumah. Beliau menambahkan, tidak akan efektif jika ibadah tetap dilakukan secara bersama-sama, yang dikhawatirkan adalah pandemi ini tidak akan cepat usai dan bisa saja menimbulkan cluster baru.

Pada intinya, Negara tidak membatasi masyarakatnya untuk tetap melakukan kegiatan keagamaan. Namun disaat pandemi seperti ini, kurang pas rasanya jika kegiatan keagamaan tetap dilakukan secara offline. Oleh karena hal tersebut, pemerintah menganjurkan kegiatan ibadah dilakukan secara masing-masing demi terciptanya suasana kondusif.

Continue Reading

KABAR INSPIRATIF

Mahasiswa : Antara Akademis dan Organisatoris

Published

on

pakdentertainment.com- Sebuah dilema besar ketika sudah memutuskan untuk menjadi seorang mahasiswa. Adalah menjadi mahasiswa akademis atau organisatoris. Menjadi mahasiswa ambisius yang hanya mengejar nilai tinggi tiap semesternya  atau  yang selalu aktif di setiap kegiatan baik internal maupun eksternal.

Tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya merupakan elemen penting  dalam dunia mahasiswa. Ketika  sudah memutuskan untuk terjun ke dunia perkuliaan, maka tidak jarang kita akan dihadapkan pada dua dilema besar ini.

Di antara keduanya , mana yang lebih baik, akademis atau organisatoris ?

Ahmad Ridwan Hutagalung, Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta sekaligus pengajar di pondok pesantren Jagad Arsy, Tangerang Selatan mengatakan bahwa di antara akademis dan organisatoris tidak bisa dipisahkan, mengingat kita sebagai mahasiswa punya peran dan tanggung jawab lebih ketika sudah terjun ke masyarakat. Kita bukan lagi sebagai siswa yang hanya belajar dan mengikuti apa yang diinstruksikan oleh guru tetapi, kita adalah mahasiswa di mana harus sadar bahwa kita sudah menyandang kata maha. Nah, kata “ Maha ” di sini mempunyai makna besar atau lebih. Artinya, sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk  lebih berfikir  tentang bagaimana ketika sudah terjun ke masyarakat.

Beliau menambakan, kampus sudah memberikan ruang dan waktu untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapatkan dari bangku kuliah seperti adanya KKN (Kuliah Kerja Nyata ). Dari situ kita bisa mengenal tentang bagimana bersosialisasi dengan masyarakat, menemukan karakter  yang berbeda-beda juga tentang kepemimpinan seseorang ketika di lapangan. Dalam dunia  masyarakatpun  demikian,  kita akan dituntut untuk lebih peka terhadap  perkembangan ekonomi,  teknologi , politik  maupun  lingkungan sosial .

Untuk menjadi  mahasiswa sejati,  tidak seharusnya  membandingkan  antara akademi dan organisasi, apalagi menganggap organisasi sebagai penghambat cita cita dan  tanggung jawab sebagai  mahasiswa. Justru organisasi menjadi ruang untuk mengembangkan akademi kita dalam  mempraktikkan ilmu, menggali dan mengembangkan potensi diri.

(Ulil Absor, Penggerak Gusdurian Madiun)

Continue Reading
Advertisement

Kabar Inspiratif

Trending