PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sejak awal diturunkannya diterima dan amalkan oleh masyarakat urban, atau masyarakat perkotaan di Mekkah dan Madinah. Yakni diterima suatu lapisan masyarakat yang mampu berpikir rasional dan logis, mampu membedakan dan menarik garis pemisah antara yang islam dan yang bukan islam.
Tarekat merupakan bagian dari ilmu tasawuf. Namun tak semua orang yang mempelajari tasawuf terlebih lagi belum mengenal tasawuf akan faham sepenuhnya tentang tarekat. Banyak orang yang memandang tarekat secara sekilas akan menganggapnya sebagai ajaran yang diadakan di luar Islam (bid’ah), padahal tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan syari’at Islam yang sah. Namun perlu kehati-hatian juga karena tidak sedikit tarekat-tarekat yang dikembangkan dan dicampuradukkan dengan
ajaran-ajaran yang menyeleweng dari ajaran Islam yang benar. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa ada pengklasifikasian antara tarekat muktabarah (yang dianggap sah) dan ghairu muktabarah (yang tidak dianggap sah).
Memang seluk-beluk tarekat tidak bisa dijabarkan dengan mudah karena setiap tarekat-tarekat tersebut memiliki filsafat dan cara pelaksanaan amal ibadah masing-masing. Oleh karena itu, penulis berusaha menjelaskan tentang tarekat dalam makalah ini. Meskipun makalah ini tidak bisa memuat hal-hal yang berkaitan dengan tarekat secara menyeluruh, tapi paling tidak makalah ini cukup mampu untuk memperkenalkan kita pada terekat tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tasawuf, fungsi, perbedaan dan persamaan dengan tarekat?
2. Bagaimana latar belakang lahir nya tasawuf/ tarekat dalam islam?
3. Apa macam-macam aliran tasawuf dan corak pemikirannya?
4. Apa tema-tema yang dibahas dalam tarekat islam
C. Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Study Islama
2. Untuk mengetahui aspek-aspek
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penulisan. Dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, penulis menggunakan beberapa metode Studi Literatur (Library Research)
Yaitu informasi yang didapat dari buku catatan, majalah, dokumen, artikel dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah pada makalah ini.
F. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil Studi Literatur (Library Research), kemudian dideskripsikan dengan cara menggunakan analisis data.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kata tasawuf berasal dari bahasa arab thasawafa yatashawwafu tashawwufan, yang artinya bersih, murni, jernih. Pengertian ini mirip dengan kata zakka yuzakki tazkiyatan yang berarti membersihkan jiwa atau batin dari berbagai sifat yang buruk, seperti takkabur, syirik, dusta, fitnah, buruk sangka, berbuat dosa, dan maksiat. Kata tasawuf mengacu kepada dimensi batin (esoteric) manusia, sebagai lawan dari demensi lahir (exoteric) manusia. Dengan kedua dimensi ini, maka terdapat keseimbangan antara dimensi lahir dan batin.[1] Selain itu Zakaria al-Anshari berkata,” Tasawuf adalah ilmu yang dengannya diketahui tentang pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti serta pembangunan lahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.[2]. Dalam buku Qawa id at-Tashawuf, ahmad zaruk mengatakan bahwa kata tasawuf telah didefenisikan dan ditafsirkan dari berbagai aspek, sehingga mencapai sekitar dua ribu defenisi. Semua itu disebabkan karena ketulusan untuk menghadap Allah, yang dapat dicapai dengan berbagai cara.[3] B. Fungsi Tasawuf
Pada dasarnya hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melaui penyucian diri dan perbuatan-perbuatan islam. Dapat diartikan fungsi tasawuf sebagai berikut:
– Sebagai benteng pertahanan menghadapi budaya luar yang sifat nya menjerumuskan.
– Sebagai petunjuk beberapa jalan hidup pembangunan masyarakat dan ekonomi.
-Memperkuat posisi islam dalam kehidupan bermasyarakat, serta mengembangkan masyarakat islam yang lebih luas.
C. Antara Tasawuf dan Tarekat
Di dalam ilmu tasawuf, istilah tarekat itu tidak saja ditunjukkan pada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seseorang syaikh tarikat dan bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syaikh tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama islama seperti salat zakat dan lain-lain yang semuanya itu merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam tarekat yang sudah melembga itu sudah tercakup semua aspek ajaran islam seperti salat zakat dan lain-lain, ditambah lagi pengamalan serta seorang syaikh. Akan tetapi, semua itu merupakan tuntunan dan bimbingan seorang syaikh melalui baiat.
Sebagaimana telah diketahui bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah usaha dan mendekatkan diri ini biasanya dilakukan dibawah bimbingan seorang guru atau syaikh. Ajaran-ajaran tasawuf yang harus di tempuh untuk mendekatkan diri itu kepada Allah merupakan hakikat tarekat yang sebenarnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat itu adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah. Gambaran ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang dengan beberapa variasi tertentu. Sesuai dengan spesifikasi yang diberikan seorang guru pada muridnya.
D. Lahirnya Tasawuf dalam Islam
Peralihan tasawuf yang bersifat personal pada tarekat yang besifat lembaga tidakterlepas dari perkembangan dan perluasan tasawuf itu sendiri. Semakin luas pengaruh tasawuf, semakin banyak pula orang yang berhasrat ingin mempelajarinya. Maka menemui orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam mengalaman tasawuf yang dapat menuntun mereka. Belajar dari seorang guru dengan metode mengajar yang disusun berdasarkan pengalaman dalam suatu ilmu yang bersifat praktik adalah suatu keharusan bagi mereka.
Ditinjau dari segi historisnya, kapan dan tarekat nama yang mula-mula timbul sebagai suatu lembaga, sulit diketahui dengan pasti. Namun Harun Nasution menyatakan bahwa setalah Al Ghozali menghalalkan tasawuf yang sebelumnya dikataka sesat, tasawuf berkembang dari dunia islam, tetapi perkembangannya melalui tarekat. Tarekat adalah organisasi dari pengikut sufi-sufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya. Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat – organisasi serupa mulai timbul pada abad XII M, tetapi belum baru Nampak perkembangannya pada abad-abad berikutnya.
Tarekat diartikan sebagai jalan yang khusus di peruntukkan bagi mereka yang mencari Allah disini dan kini. Merupakan perpaduan antara iman dan islam dalam bentuk ihsan.
Secara amaliyah (praksis) tarekat timbul dan berkembang semenjak abad-abad pertama hijriah dalam bentuk pelaku zuhud dengan berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Sunnah. Zuhud bertujuan agar manusia dapat mengendalikan kecenderungan-kecenderungan terhadap kenikmatan duniawiyah secara berlebihan.
Sejak abad VI dan VII hijriyah (XII dan XIII M) tarekat-tarekat telah memulai jaringannya di seluruh dunia islam, taraf organisasinya beranekaragam. Perbedaannya yang pertama dari semua itu terletak pada upacara dan dzikir, keanggotaannya sangat heterogen. Kemudian sejak abad VIII H (XIV M) menyebar dari sinegal ke cina. Semenjak hulak tarekat-tarekat telah beraneka ragam dengan ciri-ciri khusus dan berbeda satu dengan yang lainnya.
E. Macam-Macam Aliran
1. Tarekat Qodariyah
Tarekat ini didirikan oleh muhyi al-Din abu muhamad ‘Adb al qodir bin musa bin ‘abdullah bin musa (470-561 H 1077/1166 M) pengikutnya menyebar ke berbagai pelosok dunia islam sampai ke asia barat dan mesir. Pada abad XIX M bercabang sampai ke maroko dan Indonesia. Tarekat ini dinilai sebagai tarekat paling progresif tapi tidak jauh dari faham salf. Tarekat ini lebih berkonsentrasi kepada pemurnian tawhidullah dan zduhur dalam ibadah. Ia memiliki keunggulan dalam ihwal kedermawanan, kealehan dan kerendahan hati serta ketidaksetujuan terhadap fanatisme agama dan politik.
Diantara ajaran pokoknya ialah : bercita-cita tinggi (“aluw al Himmah) menghindari segala yang haram, memelihara hikmah, merealisasikan maksud dan mengagungkan nikmat Allah, beberapa sebab keberhasilan tarekat ini dalam rekkrutmen murid dan calon murid adalah ketaatan yang teguh dalam syariat dan realisasi ajaran salaf, kencamannya yang gencar terhadap paham yang menyandarkan keimanan semata sebagai alat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam kecamannya terhadap paham reinkarnasi /(tanasukh al ruh). Ajaran-ajarannya dilandaskn secara kuat kepada AL Qur’an dan AL Sunnah.
2. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat Rifa’iyah didirikan oleh ahmad al Rifa’i (570 H / 1173 M) didorong oleh kondisi mengendornya hubungan antara cabang-cabang qodiriyah dan lahirnya rantingranting baru yang independen. Tarekat ini dinilai lebih fanatik, memiliki tradisi yang sangat ketat dalam mematikan hawa nafsu dan pelantikan-pelantikan yang luar biasa. Pengikutnya yang melakukan dzikir secara baik akan dapat terbawa ke alam fana dalam keadaan fana’ itu bisa melakukan hal-hal yang menakjubkan seperti sihiq
3. Tarekat Suhrowardiyah
Didirikan oleh Syihab al Din al Suhbowardi inspirasi seorang ahli dari maghrib, nur al din ahmad bin ‘abdullah al syadzali. Pengikutnya tersebar di Tunis- karena pemerintah mencemaskannya sang imam cenderung menyingkir ke alexanria di mesir keberhasilannya sangat cepat juga di afrika
4. Tarekat Ahmadiyah / Badawiyah
Tarekat ini disebut juga tarekat badawiyah karena pendirinya bernama Ahmad bi ‘Aly al Husainy al Badawy
Tarekat ini sangat konsisten dengan Al Qur’an dan As Sunnah, ia sangat diminati karena antara lain : mendorong para pengikut / muridnya untuk pandai, kaya dan dermawan, saling mengasihi dan juga karena doktrin-doktrin sifistiknya yang menarik.
5. Tarekat Mawlawiyah / al Rumiyah
Mawlana jalaludin rumi muhammad bin hasain al khattabi al kbakri (Jalaludin Rumi) atau sering juga disebut Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di balk (sekarang Afganistan).
Kesufian Rumidi mulai ketika ia sudah berumur cukup tua 48 tahun.
Rumi memang bukan sekedar penyair, tapi ia juga tokoh sufi ayng berpenaruh pada zamannya.
Rumi adalah guru nomor satu pada tarekat maulawiyah. Sebuah tarekat yang berpusat di turki dan berkembang disekitarnya. Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan-pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran.
Dalam sistem pengajarannya, Rumi mempergunakan penjelasan dan latihan mental, pemikiran dan meditasi, kerja dan bermain. Tindakan dan diam. Gerakan-gerakan tubuh pikiran dari pra darwis berputar dibarengi dengan musik toup untuk mengiringi gerakan-gerakan tersebut merupakan hasil dri metode khusus yang dirancang untuk membawa seseorang salik mencapai afinitas dengan arus mistis untuk ditransformasikan melalui cara ini.
6. Tarekat Syadzaliyah
Abu Hasan al Syadzali mendirikan tarekat ini setalah ia mendaptkana khirqoh / ijazah dari gurunya abu ‘abdullah bin ali bin hazam dari abdullah ‘abd. Al salam bin majisy. Kelebihan dari tarekat ini terletak pada lima (5) ajaran pokoknya yaitu : takwa kepada Allah dalam segala keadaan. Konsisten dalam mengikuti al sunnah, ridho dalam ketentuan dan pemberian Allah SWT, menghormati sesama manusia, dan kembali kepada Allah (taubat) dalam susah/senang.
Sedangkan tiga hal pokok yang menjadi landasan/ azas tarekat ini adalah : mencari ilmu (belajar), memperbanyak Dzikrulah dan hduhur ilaallah. Ketiga hal pokok ini selalu menjadi penekanan kepada murid-murid al syadzali dia tidak menganjurkan mujahadah seperti tarekat-tarekat lain. Kebenaran baginya, didalam diri manusia itu ada nur ashli/ nur potensial yang akan menjadi kuat, berkembang dan subur bila diperkuat dengan nur ilmu yang lahir akibat dzikrullah.
Tarekat ini tidak mempredikan hal hal yang belum ataupun bakal terjadi dalam arti mengartikan segala kemungkinan dan akibat yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Doktrin ini diperdalam oleh ibn atho’illah dan menjadi doktrin utamanya. Syadzaliyah terutama mereka di kalangan kelas menengah, pengusaha, pejabat dan pegawai pemerintah. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian menonjol daro anggota tarekat ini adalah kerapihan mereka dalam berpakaian, ketenangan yang terpancar dari tulisan-tulisan para tokohnya.
Tarekat syadzaliyah ini tidak mentukan syarat-syarat yang erat kepada syaikh tariqoh, kecuali mereka harus meninggalkan segala perbuatan maksiat, memelihara segala ibadah-ibadah sunnah semampunya, zikir kepada Allah sebanyak mungkin, sekurang-kurangnya seribu kali sehari semalam dan beberapa zikir yang lain.
7. Tarekat Tijaniyah
Didirikan oleh abul abbas ahmad bin Muhammad bin al mukhtar at tijani (1733-1815 M) salah seorang tokoh dari gerakan neosufisme. Ciri dari garakan ini ialah penolakannya terhadap sisi eksatik dan meta fisis sufisme dan lebih menyukai pengalaman secara ketat ketentuan-ketentuan syariat dan berupaya sekuat tenaga untuk menyatu dengan ruh nabi Muhammad sebagai ganti untuk menyatu dengan Allah.
8. Tarekat Syattariyah
Tarekat syattariyah adalah tarekat yang pertama kali muncul di india abad XV M tarekat ini dinisbahkan pada tokoh yang berjasa dan mempopolerkannya, Abdullah asy syattar.
Sebagaimana hal tarekat-tarekat lain, syattariyah menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Didalam tareka
t inii, dikenal 7 macam dzikir muqodimah sebagai peralatan/tangga untuk masuk kedalam tarekat syattariyah, yang disesuaikan dengan 7 nafsu pada manusia. Satu hal yang harus diingat bahwa dzikir hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing spiritual, guru/syaikh.
9. Tarekat Naqsabandiyah
Pendirinya adalah Muhammad baha’ al din al naqsabandi al bukhori (717-791 H / 1317-1388 M). naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebarannya. Danterdapat banyak di wilayah asia muslim.
Diri yang menonjol dari tarekat ini ialah diikutinya syareat secara ketat, keseriusan dalam beribadah, melakukan penolakan terhadap music dan tari, serta lebih ngutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat kearah keterlibatan dalam politik.
10. Tarekat Kholwatiyah
Tarekat khalwatiyah, tidak sebagaimana lazimnya tarekat pada umumnya yang diambil dari nama pendirinya. Penamaan ini justru didasarkan kepada kebiasaan sang guru pendiri tarekat ini syekh Muhammad al khalwati (w 717 H), yang seringkali melakukan kholwat di tempat-tempat sepi. Tarekat khawaltiyah merupakan cabang dari tarekat As Sahidiyah, cabang dari al abhariyah dan cabang dari al shrowardiyah yang didirikan oleh syekh syihab al din abu hafsh ‘umar al suhrowardi al Baghdadi.
Ajaran dan dzikir tarekat khalwatiyah
Tarekat khalwatiyah menetapkan adanya sebuah amalan yang disebut al asma’ al sab’ah (tujuh nama) yakni tujuh macam dzikir /tujuh tingkatan jiwa yang harus dikembangkan oleh setiap salik
Dzikir pertama : لا إله إلاالله
Dzikir kedua : الله
Dzikir ketiga : هو (dia)
Dzikir keempat : حقّ (maha benar)
Dzikir kelima : حيّ (maha hidup)
Dzikir keenam : قيوم (maha jaga)
Dzikir ketujuh : قهار (maha perkasa)
Ketujuh tingkatan dzikir ini intina didasarkan pada ayat AL Qur’an
11. Tarekat sammaniyah
Tarekat ini didirikan oleh sekh Muhammad bin abd al karim al samman al madani al qodiri al qubaisi dan lebih dikenal dengan panggilan samman. Semula ia belajar toriqoh kholwatiyah dari damaskus, lama kelamaan ia mulai membuka pengajian yang berisi teknik berdzikir, wirid dan ajaran teosofi lainnya. Ia menyusun cara pendekatan diri dengan Allah yang akhirnya disebut sebagai toriqoh sammaniyah, sehingga ada yang mengatakan bahwa toriqoh sammaniyah adalah cabang dari khalwatiyah.
Diindonesia tarekat ini berkembang di sumatera Kalimantan dan jawa. sammaniyah masuk ke Indonesia pada penghujung abad 18 yang banyak mendapat pengikut karena popularitas imam samman.
Ajarannya yang khas ialah memperbanyak dzikrullah dan shalat, lemah lembut kepada fakir miskin, tidak mencintai dunia, menukar akal masyariyah dangan akan robbaniyah dan mentawhidkan Allah dalam dzat, sifat dan af’ainnya. Pengaruh sammaniyah di Indonesia aiabadikan di dalam tariah ruda.
PENUTUP
KESIMPULAN
Tasawuf adalah perjalanan menuju Tuhan melalui penyucian jiwa yang dilakukan dengan intensifikasi dzikrul
lah”.Tarekat adalah beramal dengan syariat Islam secara azimah (memilih yang berat walau ada yang ringan, seperti rokok ada yang berpendapat haram dan makruh, maka lebih memilih yang haram) dengan mengerjakan semua perintah baik yang wajib atau sunah; meninggalkan larangan baik yang haram atau makruh bahkan menjauhi hal-hal yang mubah (boleh secara syariat) yang sia-sia (tidak bernilai manfaat; minimal manfaat duniawiah) yang semuanya ini dengan bimbingan dari seorang mursyid/guru guna menunjukan jalan yang aman dan selamat untuk menuju Allah (ma’rifatullah) maka posisi guru di sini adalah seperti seorang guide yang hafal jalan dan pernah melalui jalan itu sehingga jika kita dibimbingnya akan dipastikan kita tidak akan tersesat jalan dan sebaliknya jika kita berjalan sendiri dalam sebuah tujuan yang belum diketahui, maka kemungkinan besar kita akan tersesat apalagi jika kita tidak membawa peta petunjuk.
Daftar Pustaka
1. Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam,(Jakarta, RajaGrafindo Jaya Offset) 1997
2. Qadir Abdul Isa, Hakekat Tasawuf, (Jakarta, Qisthi Press), 2015
3. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. , Study Islam Komprehensif, (Jakarta, Prenamedia Group) 2015
[1] . Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. , Study Islam Komprehensif, (Jakarta, Prenamedia Group, 2015) hal.311
[2]. Zakaria al-Anshari, Ta’liqat ‘ala ar-Risalah al-Qusyairiyyah
[3]. Abu Abbas Ahmad Zaruq al-Fasih, Qawa’id at-Tashawwuf